Bacaan surat Setelah Al Fatihah
Bacaan surat Setelah Al Fatihah
1. Dianjurkan untuk membaca surat apapun setelah membaca Al-Fatihah.
2. terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat yang panjang dan terkadang surat yang pendek, tergantung dari kondisi makmum
Dari Anas bin malik, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat subuh dengan membaca surat yang pendek karena mendengar suara bayi yang menangis. (HR. Ahmad dengan snad sahih)
3. Umumnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca satu surat utuh dalam satu rakaat. Beliau bersabda:
أُعْطُوْا كُلَّ سُورَةٍ حَظَّهاَ مِنَ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
Berikanlah jatah rukuk dan sujud untuk setiap surat. (HR. Ahmad dan Ibn Abi Syaibah)
4. Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang surat yang dibaca di rakaat pertama, diulang di rakaat kedua (HR. Ahmad dan Abu Ya’la).
5. Terkadang beliau juga membaca beberapa surat dalam satu rakaat. Ini juga pernah dilakukan oleh Imam Masjid Quba. Beliau selalu mengawali bacaan surat dengan membaca surat Al-Ikhlas, kemudian disambung dengan surat lainnya yang lebih panjang. Sikap imam masjid Quba ini direstui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari dan Turmudzi)
6. Jika membaca surat dimulai dari awal surat maka dianjurkan membaca basmalah. Dan jika yang dibaca adalah penggalan tengah surat maka tidak perlu membaca basmalah.
7. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering membaca surat Al-mufashal. (HR. Bukhari dan Muslim). Surat Al-Mufashal adalah kumpulan beberapa surat pendek dalam Al-Quran. Dimulai sejak surat Al-hujurat sampai surat An-Nas. Disebut Al-Mufashal yang artinya terputus-putus, karena surat-surat ini ayatnya pendek-pendek.
8. Umumnya rakaat pertama lebih panjang dari pada rakaat kedua. (HR. Bukhari dan Muslim)
9. Diantara surat yang sering dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat wajib dan sunah:
Ketika shalat sunah qabliyah subuh, di rakaat pertama beliau membaca surat Al-Kafirun, dan di rakaat kedua beliau membaca surat Al-Ikhlas. (HR. Muslim dan Abu Daud).
Ketika subuh hari jumat, di rakaat pertama beliau membaca surat As-Sajdah, dan rakaat kedua membaca surat Al-insan. (HR. Bukhari & Muslim)
Ketika shalat jumat, di rakaat pertama membaca surat Al-A’la dan di rakaat kedua membaca surat Al-Ghasyiyah. (HR. Muslim dan Abu Daud)
Ketika witir 3 rakaat, beliau membaca surat Al-A’la di rakaat pertama, Al-Kafirun di rakaat kedua, dan Al-ikhlas di rakaat ketiga. (HR. Nasai dan Hakim)
Dan masih banyak yang lainnya.
10. Boleh tidak membaca surat dan tidak membaca Al-Fatihah. Sebagaimana pemuda yang ditanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bacaan shalatnya. Pemuda ini menjawab: membaca Al-Fatihah kemudian rukuk, dst. Sikap ini dibenarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Ibn Khuzaimah dan Al-Baihaqi)
11. Untuk shalat tahajud, seseorang bisa membaca surat sepanjang apapun yang dia inginkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca Al-baqarah, An-Nisa, dan Ali imran dalam satu rakaat shalat tahajud. (HR. Muslim dan At-Tahawi).
Kesalahan Seputar Bacaan Shalat
1. Membaca surat tertentu pada shalat tertentu dengan keyakinan bahwa itu sesuai sunah padahal tidak ada dalilnya. Misalnya, mengkhususkan surat Ar-Rahman pada saat shalat subuh.
2. Hanya membaca surat yang terlalu pendek dalam setiap shalat. Atau ayat tertentu saja sehingga membuat makmum bosan. Karena itu, imam dituntut untuk memiliki banyak hafalan, agar bisa membaca surat yang lebih panjang.
Artikel www.CaraSholat.com
Komentar
Posting Komentar